SUNGAIPENUH.PILARDAERAH.COM —Sebuah jembatan gantung penghubung menuju areal perkebunan di Desa Pinggir Air, Kota Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, mengalami kerusakan parah. Kondisi ini membuat akses masyarakat setempat terganggu, terutama ketika hendak menuju kebun yang menjadi sumber utama perekonomian mereka, Selasa (23/9/2026).
Jembatan yang dibangun dengan lantai kayu tersebut kini sudah lapuk dimakan usia. Banyak papan kayu patah dan berlubang, sehingga warga yang melintas harus ekstra hati-hati. Kerusakan yang dibiarkan berlarut-larut itu membuat warga semakin cemas karena berisiko menimbulkan kecelakaan.
Nur, salah satu warga Desa Pinggir Air, mengatakan jembatan tersebut sudah dalam kondisi rusak selama kurang lebih lima tahun, namun belum ada proses perbaikan. “Jembatan ini sudah sangat memprihatinkan. Kami takut melewatinya, tapi tidak ada pilihan lain karena ini akses utama ke kebun,” ujarnya.
Ia menambahkan, kebun merupakan sumber penghasilan utama masyarakat setempat. Tanpa akses jembatan, warga akan kesulitan mengangkut hasil pertanian mereka. “Kami berharap pemerintah segera turun tangan mencari solusi agar jembatan ini bisa diperbaiki,” kata Nur dengan penuh harap.
Selain menjadi jalur vital warga menuju kebun, jembatan gantung itu juga sering digunakan untuk aktivitas sehari-hari lainnya. Kondisi yang rusak semakin menyulitkan, terlebih jika warga harus membawa hasil panen dalam jumlah banyak.
Sejumlah warga menuturkan, mereka terpaksa mencari jalur alternatif yang lebih jauh agar tetap bisa mencapai perkebunan. Namun jalur tersebut memakan waktu lebih lama dan biaya tambahan, sehingga tidak efisien bagi perekonomian keluarga.
Warga menegaskan bahwa perbaikan jembatan bukan hanya soal kenyamanan, melainkan juga menyangkut keselamatan jiwa. Jika jembatan dibiarkan rusak, dikhawatirkan suatu saat akan terjadi musibah yang merugikan banyak orang.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada langkah nyata dari pemerintah daerah terkait perbaikan jembatan gantung tersebut. Warga Desa Pinggir Air berharap ada perhatian segera agar akses mereka ke kebun tidak semakin terhambat.
