JAMBI.PILARDAERAH.COM – Institut Hijau Indonesia (IHI) bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jambi menggelar Seminar Nasional bertajuk “Alarm Krisis Iklim dan Dialog Kaum Muda”. Kegiatan yang berlangsung di Aula Serba Guna UNIFAC, Universitas Jambi ini dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai elemen mahasiswa, termasuk BEM fakultas, UKM, himpunan mahasiswa, hingga mahasiswa internasional.
Seminar ini menjadi bagian dari Roadshow Kampus dan Komunitas Pemuda yang diinisiasi IHI. Tujuannya memperkuat literasi iklim, mendorong lahirnya kepemimpinan hijau, serta menegaskan peran generasi muda sebagai motor penggerak solusi terhadap krisis iklim.
Ketua IHI, Chalid Muhammad, dalam sambutannya menegaskan bahwa generasi muda harus ditempatkan sebagai aktor utama. “Kita menghadapi triple planetary crisis: krisis iklim, kerusakan alam, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Generasi muda adalah kelompok yang paling terdampak. Karena itu, anak muda tidak boleh hanya jadi korban, tetapi harus menjadi pelaku perubahan,” ujarnya.
Ketua BEM Universitas Jambi, Rahmad Dzaki, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi ini. Menurutnya, kerja sama dengan IHI merupakan bukti nyata komitmen bersama membangun kesadaran lingkungan di kalangan mahasiswa. “Kami berharap sinergi ini bisa terus berlanjut dan memberi dampak luas, tidak hanya di kampus tapi juga masyarakat,” katanya.
Wakil Rektor II Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Umum Universitas Jambi, Prof. Dr. Ir. Depison, M.P., juga memberikan dukungan penuh. Ia menilai acara ini telah menerapkan prinsip ramah lingkungan, seperti penggunaan botol kaca, tumbler, dan penyediaan titik isi ulang air minum. Ia bahkan menantang mahasiswa untuk mengadopsi gaya hidup hijau melalui penyediaan water station di berbagai titik kampus.
Acara dibuka dengan pemutaran film pendek tentang masa depan iklim Indonesia, disusul pidato kunci oleh Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc., Direktur Proyek FOLU Net Sink 2030 melalui rekaman video. Sesi diskusi panel kemudian menghadirkan empat narasumber dari kalangan akademisi, praktisi, dan aktivis lingkungan.
Prof. Drs. Damris M, M.Sc., Ph.D dari Universitas Jambi menyoroti pentingnya biochar sebagai solusi strategis mitigasi krisis iklim. Arridho Hakim, S.Si dari Green Leaders Indonesia menekankan ancaman “global boiling” yang kini tengah berlangsung. Sementara itu, Ginda B. Harahap dari WALHI Jambi menyoroti penyusutan hutan dan tantangan aktivisme kaum muda, serta Zepanya Sihombing dari Green Leadership Indonesia mengingatkan peran intelektual muda sebagai agen perubahan melalui riset, advokasi, dan inovasi.
Diskusi interaktif dilanjutkan dengan Focused Group Discussion (FGD) yang menghasilkan sejumlah rekomendasi bersama untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di tingkat lokal. Peserta mendorong sinergi komunitas, mahasiswa, dan masyarakat adat dalam mengawal kebijakan serta mengembangkan inisiatif ramah lingkungan berbasis masyarakat.
Melalui seminar ini, IHI menegaskan komitmennya memperkuat kapasitas generasi muda dalam menghadapi krisis iklim. Kegiatan ini diharapkan menjadi katalisator lahirnya gerakan lingkungan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, sekaligus menegaskan bahwa masa depan bumi ditentukan oleh aksi nyata generasi hari ini.