Rayakan Imlek, Ada 4 Agama Dalam Sekeluarga 

JAMBI.PILARDAERAH.COM – Seperti biasa di setiap tahunnya umat Tionghoa atau Konghuchu bersiap untuk menyambutnya. Tetapi berbeda bagi keluarga Gho Po Cu alias Acu alias Darmawati (55), warga Jalan H Adam Malik, Kelurahan Handiljaya, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.

Dirinya sudah 6 tahun merayakan Imlek di rumahnya bersama anaknya yang berbeda agama. Bukanya satu saja, tetapi empat agama, Islam, Katolik, Konghuchu dan Budha.

Selama itu pula, kedamaian, guyub dan akur diantara mereka pemeluk agama. Rasa toleransi yang tinggi diperlihatkan setiap harinya, terlebih di saat pedagang martabak manis tersebut merayakan Imlek.

Semua anak dan menantunya datang untuk merayakan Imlek. “Sudah sekitar 6 tahun ini saya dan anak-anak saya berbeda agama. Mereka memilih agamanya masing-masing,” ungkapnya, Sabtu (21/1/2023).

“Anaknya yang pertama, Davis memeluk agama Katolik. Sedangkan anak keduanya, Andi dan anak ketiganya, Suyono memeluk agama Islam. Sementara anak bungsu, Amelia Fransisca memeluk agama Buddha,” tutu Acu.

Menurut istri dari Gho Seng Kuat alias Aliang (61) ini, keberagamaan agama di dalam rumahnya ini bukanlah penghalang bagi mereka untuk terus bersama dan saling berbagi serta mengasihi.

“Yang penting saling mengasihi, saya percaya agama itu kan tidak membedakan orang. Semua agama sama untuk selalu berbuat baik kepada sesama, yang membedakan cara ibadahnya,” tukasnya.

Acu menambahkan, sejak anak-anak menikah mereka tinggal di rumah masing-masing. Namun begitu, mereka tidak lupa untuk berkunjung ke sini melihat ibunya.

Menurutnya, kedua anak lelakinya itu menjadi mualaf saat hendak menikah pada beberapa tahun lalu.

Meskipun dirinya tetap pada keyakinannya, agama Konghuchu, dirinya tidak pernah menghalangi keinginan sang anak yang ingin memeluk agama Islam.

“Dulu yang pertama itu, dia mau menikah dengan calon istrinya yang beragama Islam. Jadi dia pindah agama untuk mualaf,” tuturnya.

Rasa syukur dirasakannya, dengan segala macam agama di rumahnya, tapi rasa kebersamaan dirasakan Acu. Dalam menyambut Tahun Baru Imlek 2574 yang jatuh pada 22 Januari mendatang menantunya yang beragama Islam tidak sungkan membantunya mempersiapkan kue dan membersihkan altar.

“Ya sukanya gini ramai, kalau hari-hari besar pada kumpul. Kalau sedihnya, itu tadi. Kita melaksanakan ibadahnya tak bisa serempak,” ujarnya.

Baginya, perayaan Imlek tahun ini biasa saja dan tidak ada yang istimewa. Karena dari dulu sampai sekarang masih sama, tidak ada beda-beda.

“Hanya saja, semua anak-anak kumpul dengan orang tua, bisa akur penuh damai. Soal perbedaan agama tidak menjadi persoalan. Yang penting baik, hormat dengan orang tua. Itulah harapan orang tua,” tutur Acu.

Sukma, menantu Acu yang tak lain adalah istri dari Andi mengatakan, dengan keberagaam agama di satu rumah bukan penghalang dia dan keluarga lainnya untuk saling berbagi.

“Kami kalau berkumpul, bukanlah agama yang menjadi pembahasan utama. Tapi membahas yang lain,” katanya.

Dibalik itu, dirinya juga kasihan dengan mertuanya tiap hari raya di masing-masing agama anaknya selalu direpotkan.

“Ya kalau sukanya seperti ini, pas Imlek ramai keluarga pada datang. Kalau dukanya, kasihan lihat mama (mertua) tiap hari raya masing-masing kami,” ujarnya.

“Mama tu selalu repot membantu masak, buat kue kering dan lain-lainnya. Nantinya diberikan ke anaknya yang pada lebaran,” jelas Sukma.

Dia berharap, meski beda agama di satu rumah, tapi kebersamaan harus tetap dijaga.

“Semoga selalu bahagia, damai, adem dan keluarga saling akur semua,” harap Sukma.

Komentar