JAMBI.PILARDAERAH.COM — Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) Ir KH Chriswanto Santoso M Sc menegaskan, berdasarkan buku Geof Hischock, Earth Wars: The Battle for Global Resources, bahwa konflik hari ini hingga pada masa-masa mendatang, berkaitan dengan penguasaan pangan, air, energi dan logam, seperti yang sangat terasa pada abad 21.
Sedangkan menurut data water.org, sambungnya, mencatat 875 juta penduduk dunia tak bisa mengakses ataupun menyimpan air. Sementara di bidang pangan, jumlah penduduk dan produksi pangan tak berimbang, juga menimbulkan kerawanan pangan.
“Dunia sedang menuju krisis pangan, air, energi, dan eksplorasi logam tanah jarang (LTJ). Kemandirian pada sumberdaya tersebut menjadi sangat penting, untuk itu delapan bidang pengabdian kami jadikan program kerja lanjutan,” papar Chriswanto saat di Jambi, Minggu (31/7/2022).
Adapun delapan bidang pengabdian itu, katanya meliputi, wawasan kebangsaan, prinsip dakwah dan akhlak bangsa, pendidikan karakter, pangan dan lingkungan hidup, ekonomi syariah, pengembangan pengobatan herbal, pemanfaatan teknologi digital produktif, dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan.
“Pemanfaatan produk pertanian yang diubah menjadi energi, juga membuat negara-negara pengekspor jagung dan kedelai, menahan produksinya untuk pasar dalam negeri. Strategi tersebut juga memicu kerawanan pangan,” ujarnya.
Menurutnya, konflik-konflik memperebutkan empat komoditas tersebut telah terjadi, mulai dari Arab Spring hingga alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan perumahan.
“Sementara dalam urusan logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth, Indonesia juga memiliki cadangan yang berlimpah. Komoditas ini menjadi rebutan antara Tiongkok dan Amerika Serikat,” ungkap Chriswanto.
Dia menambahkan, kantor berita Reuters melaporkan LTJ merupakan salah satu bahan baku terpenting dalam beberapa industri, di antaranya ponsel, mobil listrik, mesin jet, satelit, hingga laser.
“Amerika Serikat adalah salah satu negara yang sangat bergantung pada ketersediaan logam tanah jarang ini. Persoalannya, Tiongkok merupakan pemasok utama LTJ tersebut,” tuturnya didampingi Ketua DPW LDII Provinsi Jambi Rahmat Nuruddin S Kom.
Untuk itu, DPP LDII berkeyakinan, kemandirian bangsa sangat penting, untuk mengelola sumberdaya, “Kemandirian bangsa melalui delapan bidang pengabdian itu menjadi penting, agar Indonesia memiliki daya tawar tinggi dalam geopolitik dan geoekonomi,” tuturnya.
“Delapan bidang pengabdian LDII merupakan jawaban agar bangsa Indonesia bisa memanfaatkan dan mengelola sumberdayanya agar menjadi bangsa yang maju,” tegas Chriswanto Santoso.
Dia juga menyebut, delapan klaster pengabdian LDII tak muncul tiba-tiba pada 2018, namun melalui pengamatan, analisis, dan penelitian yang panjang oleh Dewan Pakar DPP LDII, yang terdiri dari akademisi, peneliti, dan praktisi.
“Delapan klaster tersebut kemudian dielaborasi, ternyata delapan klaster itu, telah dilaksanakan oleh warga LDII secara pribadi maupun kelembagaan, jadi ini bukan sekadar wacana atau diskursus tapi langkah nyata,” imbuh Chriswanto.
(azhari)
Komentar