Sanggar Seni Salurain Mudea: Gerakan Budaya Baru dari Tanah Kerinci

KERINCI.PILARDAERAH.COM – Di tengah arus modernisasi yang kian deras, sekelompok anak muda di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, Jambi, melahirkan sebuah gerakan budaya yang menjadi simbol kebangkitan nilai-nilai lokal. Gerakan itu diwujudkan dalam bentuk Sanggar Seni Salurain Mudea, yang resmi berdiri pada tahun 2025 sebagai wadah pelestarian dan pengembangan seni tradisional daerah.

Sanggar ini lahir dari semangat generasi muda yang tak ingin warisan leluhur terkubur oleh zaman. Nama “Salurain Mudea” memiliki makna filosofi yang dalam — salurain berarti berjalan bersama, sementara mudea menggambarkan semangat muda yang energik dan penuh kreativitas. Dari nama tersebut, tersirat harapan bahwa generasi muda harus beriringan dalam menjaga dan menghidupkan kembali budaya Kerinci yang mulai tergerus waktu.

Menurut salah satu pendiri, Eka, tujuan utama berdirinya sanggar ini bukan sekadar untuk mengenalkan budaya kepada anak muda, tetapi juga mendorong mereka menjadi bagian aktif dalam melestarikannya.

“Kami ingin anak-anak muda tidak hanya tahu tentang budaya, tetapi juga mencintainya, memainkannya, dan menularkannya kepada generasi berikutnya,” ujarnya.

Kegiatan di Sanggar Seni Salurain Mudea mencakup berbagai aspek kesenian daerah, mulai dari tari tradisional, musik khas Kerinci, teater rakyat, hingga seni berpantun yang sarat makna adat. Semua kegiatan dilakukan dengan penuh semangat dan rasa cinta terhadap kearifan lokal. Setiap penampilan bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana pendidikan budaya bagi masyarakat.

Yang membuat sanggar ini berbeda adalah energi kebersamaan yang kuat di antara para anggotanya. Mayoritas anggotanya adalah generasi muda yang sebelumnya kurang mengenal adat. Kini, mereka menjadikan budaya sebagai bagian dari gaya hidup baru yang membanggakan. Latihan demi latihan dijalani bukan hanya untuk tampil di panggung, melainkan juga untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah leluhur.

Selain menjadi ruang berkesenian, Sanggar Seni Salurain Mudea juga berfungsi sebagai wadah pembinaan karakter. Di sini, anak-anak muda belajar tentang disiplin, kerja sama, dan tanggung jawab sosial. Setiap kegiatan selalu mengandung nilai moral, bahwa menjaga budaya berarti menjaga identitas dan jati diri bangsa.

Tak berhenti di situ, sanggar ini juga menerapkan aturan ketat bagi seluruh anggotanya. Semua anggota dilarang keras mengonsumsi alkohol, narkotika, atau terlibat dalam tindakan kriminal. Aturan ini dibuat untuk menjaga nama baik sanggar sekaligus membentuk pribadi anggota yang sehat, beretika, dan berintegritas tinggi.

Ada pula aturan khusus bagi anggota perempuan, yakni larangan merokok. Menurut pengurus sanggar, aturan ini bukan bentuk diskriminasi, melainkan upaya menciptakan lingkungan yang agamis, bersih, dan berakhlak. Sanggar ingin membentuk generasi muda yang tidak hanya kreatif, tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat dan menjadi teladan di masyarakat.

Dengan semangat kebersamaan dan kedisiplinan tinggi, Sanggar Seni Salurain Mudea kini menjadi inspirasi bagi komunitas budaya lainnya di Jambi. Mereka membuktikan bahwa budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi juga sumber kekuatan dan kebanggaan masa depan. Melalui karya dan dedikasi, para pemuda Kerinci ini menunjukkan bahwa menjaga budaya sama artinya dengan menjaga jati diri bangsa.