Jelang Hari Raya Idul Adha, Permintaan Hewan Kurban Turun 50 Persen

JAMBI.PILARDAERAH.COM — Peternak hewan kurban di kawasan RT 7, Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, Indra mengatakan, penjualan hewan kurban tahun ini turun drastis hingga 50 persen dari tahun sebelumnya.

Dari pandangannya, turunnya penjualan hewan kurban tahun ini diduga karena faktor ekonomi. Diantaranya, berdekatan dengan tahun ajaran baru, trak buah sawit yang murah dan faktor di stopnya aktivitas batubara beberapa waktu lalu.

“Bila dibandingkan tahun lalu, hingga dua pekan menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha, penjualan hewan kurban masih jauh menurun hingga 50 persen,” ungkapnya, Sabtu (1/6/2024).

Menurutnya, penyebabnya lebih dari faktor ekonomi yang lesu terjadi saat ini. “Karena hampir semua kelompok pengajian di masjid RT, biasanya pesan 8 sekarang pesan 4 ekor, biasanya 6 jadi 4, dari 4 jadi 3 ekor,” tuturnya.

Bahkan, sambungnya, panitia korban di masjid masih belum mengumpulkan dana untuk keperluan korban tahun ini

“Mungkin analisa saya, faktor tutup angkutan batubara dan harga sawit buahnya track,” imbuhnya.

Indra mencontohkan, rekannya petani sawit dari Merlung, biasanya beli sapi kurban ke sini satu ekor.

“Biasanya dia panen sawit itu satu bulan sekitar 15 sampai 17 ton sekarang ndak sampai 5 ton. Jadi pengaruh. Kan umum itu, bisa jadi kemarau panjang kemarin. Tapi itu cuman analisa saya,” ucapnya.

Dia menambahkan, bisa jadi pengaruh ajaran tahun baru yang berdekatan dengan Hari Raya Kurban tahun ini. “Mereka yang mau berkurban jadi mulai berhitung”.

“Setiap tahunnya harga sapi terus mengalami peningkatan. Tapi memang, animo kurban dari kelompok-kelompok pengajian, kelompok masyarakat dari masjid RT itu memang menurun,” tandasnya.

Perbedaan dari tahun sebelumnya sangat dirasakan dirinya. Betapa tidak, permintaan sapi kurban hingga dua pekan jelang Idul Adha baru mencapai 126 ekor.

“Biasanya sebulan sebelum hari H itu sudah hampir 200 ekor penjualan. Tapi sampai ini baru 126 ekor yang sudah DP dari 179 yang ada dikandang ini,” katanya.

Untuk antisipasi lonjakan permintaan, dirinya sudah memiliki stok hewan kurban. “Stok saya minggu ini berangkat dari Lampung, yang baru datang ini 100 ekor. Kalau tahun kemarin 280 ekor stoknya, sekarang 200 saja susah,” ujarnya.

Dituturkannya, tahun kemarin malah yang paling tinggi stoknya. “Dugaan saya tahun kemarin itu di atas 200 di bawah 250. Makanya, saya nyetok itu 230 ekor. Tenyata melonjak pada tahun kemarin”.

“Kalau harga rata-rata masih seperti sekaranglah, dari harga 17 juta ke atas. Yang banyak dibeli orang yang 19 jutaan dan yang 20, kalau yang 17 tetap ada yang beli,” katanya.

Indra berharap, mulai awal bulan ini hingga mendekati hari H penjualan semakin meningkat.

“Kemungkinan tunggu awal bulan, kan gajian. Bisa jadi yang 2 minggu dimanfaatkan orang untuk mengumpulkan lagi. Yang tadinya ragu-ragu mau ikut korban, karena sudah dekat bersedia berkurban,” tandasnya.

Sedangkan khusus untuk kurban kambing hampir sama dengan sapi. “Untuk kambing bukan cuman kita, di tempat lain juga gitu. Ada yang baru satu terjual, kita kambing baru 30 an dari 60 ekor yang ada”.

“Stok yang ada di sini 60 ekor, cuman saya mau datangkan lagi 70 lagi. Tinggal datang saja dari Lampung. Kalau kambing biasanya melonjak permintaan pas H-3 baru orang cari. Biasanya memenuhi kelebihan dari iuran sapi,” ungkap Indra.

Untuk harga seekor kambing kurban bervariasi, katanya, mulai dari 2,7 juta hingga 3,5 juta ada.

“Kalau tahun lalu, hampir 200 ekor kambing yang terjual. Tapi tetap banyak sapi yang terjual,” imbuhnya.

Dirinya tetap optimis, dua minggu sampai Hari Raya Kurban permintaan hewan kurban pasti bertambah.

“Saya tinggal mendatangkan stok, karena kita sudah ada stok. Walaupun stok saya masih berlebih, saya pelihara karena stok saya tidak putus ada terus”.

“Cuman, kalau penjualannya agak kurang kalau tidak bertepatan dengan hari raya kurban,” pungkas Indra.

Komentar