MUAROJAMBI.PILARDAERAH COM — Banjir di Desa Pulau Kayu Aro, Sekernan, Kabupaten Muarojambi, Jambi terus meluas. Bahkan hingga saat ini sudah keempat kalinya terjadi selama tiga bulan terakhir ini.
Dampaknya, ratusan rumah warga kembali terendam banjir akibat meluapnya air Sungai Batanghari. Tidak hanya itu, warga sulit beraktivitas. Sedangkan ratusan hektar lahan pertanian warga ikut terendam banjir.
Untuk beraktivitas, warga harus menggunakan perahu lantaran insfratruktur jalan utama tak luput dari terjangan banjir.
Yuni salah seorang warga setempat, mengaku banjir yang terjadi di wilayahnya sudah keempat kalinya sejak 3 bulan terakhir ini.
“Banjir ini sudah 4 kalinya terjadi, tingginya hampir sepinggang,” ujarnya, Minggu (17/3/2024).
Dirinya mengatakan, sangat kesulitan untuk beraktivitas sehari-harinya lantaran pakaiannya basah terus.
“Susah untuk beraktivitas, pakaian basah terus. Sedangkan sawah sudah terendam, berkebun juga susah,” tuturnya.
Yuni berharap, adanya perhatian pemerintah daerah terhadap warga yang terdampak banjir.
Ketua Dewan Rakyat Jambi (DRJ), Usman Ermulan mencatat banjir yang terjadi di Jambi sudah berlangsung sekitar 3 bulan. Namun, hingga saat ini belum ada akan surut.
Sementara, pemerintah daerah masih belum memberikan solusi tepat terhadap persoalan banjir di Provinsi Jambi.
Bahkan di salah satu wilayah di Kabupaten Muarojambi terdapat jalan putus akibat meluapnya debit Sungai Batanghari.
“Ini sangat luar biasa, dulunya ada (banjir) tidak separah ini sudah ada 3 bulan terjadi,” ungkap Usman Ermulan.
Menurutnya, akibat dari banjir yang cukup lama tersebut masyarakat kesulitan mencari nafkah sehari-hari.
“Masyarakat makan apa, tidak cukup untuk bantuan dari pemerintah lagi. Saya sangat prihatin,” tutur Usman.
Dia menambahkan, masyarakat Jambi banyak umat Islam saat ini sedang menjalani ibadah puasa sangat terganggu dengan banjir ini.
“Bahkan ada daerah di Jambi ini ada jalan terputus gara-gara banjir ini. Jadi harus dipikirkan oleh pemimpin Jambi,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, mantan Bupati Tanjungjabung (Tanjab) Barat tersebut, mendesak bupati dan gubernur Jambi supaya koordinasi mencari solusinya.
“Mungkin penyebabnya adalah di muara terjadi pendangkalan. Seharusnya program normalisasi harus diperjuangkan kembali,” ucapnya.
Usman juga menyebutkan, perlu adanya surat khusus dari Gubernur Jambi. “Gubernur lapor dong ke Menteri Perhubungan minta tolong. Masak gubernur tidak bisa melapor ke Menteri Perhubungan,” ujarnya.
Dirinya juga meminta pihak pemerintah daerah yang terdampak banjir di wilayah Batanghari dan Muarojambi Jambi lapor ke gubernur untuk bicarakan ini.
“Saat ini masyarakat Jambi lagi menghadapi banjir ini, tarawih dalam keadaan banjir, mau bercocok tanam juga susah,” tegas mantan Anggota DPR RI tersebut.
Disamping mencari solusi jangka panjang, Usman juga meminta pemerintah daerah juga memperhatikan kebutuhan bahan pangan dan air bersih untuk warga yang wilayahnya banjir.
Komentar