JAMBI.PILARDAERAH.COM – Kepolisian Daerah (Polda) Jambi menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Peran Media dalam Rangka Memitigasi Terjadinya Unjuk Rasa Anarkis”, di salah satu hotel kawasan Lebak Bandung, Kota Jambi. Kegiatan ini menjadi wadah dialog antara aparat kepolisian dengan insan pers dalam rangka memperkuat demokrasi dan menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM).
FGD tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap program Asta Cita yang menitikberatkan pada penguatan nilai-nilai demokrasi serta peningkatan kualitas komunikasi publik. Melalui forum ini, Polda Jambi berharap media dapat memainkan peran strategis dalam menciptakan ruang publik yang kondusif, terutama ketika masyarakat menyampaikan aspirasi melalui unjuk rasa.
Wadir Intelkam Polda Jambi, AKBP Bagus Santoso, dalam pemaparannya menekankan pentingnya sinergi media dengan Polri. Ia mengatakan, informasi yang benar dan berimbang sangat menentukan arah opini publik, sekaligus dapat mencegah berkembangnya situasi yang berpotensi mengarah pada tindakan anarkis.
“Peran pers sangat vital untuk mendinginkan suasana. Media bisa menjadi pengendali agar situasi tidak memanas dan tidak mengarah pada hal-hal anarkis. Dengan begitu, aspirasi masyarakat tetap bisa tersampaikan tanpa mengganggu ketertiban umum,” ujar AKBP Bagus Santoso.
Menurutnya, hubungan harmonis antara Polri dan media perlu terus dipelihara. Kegiatan FGD ini sekaligus menjadi momentum silaturahmi yang diharapkan dapat memperkuat komunikasi berkesinambungan. Dengan adanya kepercayaan bersama, baik Polri maupun media dapat menghadirkan informasi yang akurat serta solutif bagi masyarakat.
Selain diskusi panel, peserta yang terdiri dari jurnalis media cetak, elektronik, dan online juga diberi kesempatan menyampaikan pandangan dan pengalaman mereka ketika meliput aksi demonstrasi. Masukan dari insan pers ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi kepolisian dalam menyusun strategi pencegahan aksi anarkis.
Media, lanjut Bagus, bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga berperan sebagai mediator yang mampu meredam emosi massa. Pemberitaan yang edukatif dan tidak provokatif akan sangat membantu menekan potensi konflik serta mendorong terciptanya dialog konstruktif antara masyarakat dan pemerintah.
Polda Jambi menegaskan, upaya mitigasi unjuk rasa anarkis tidak bisa dilakukan sepihak. Dibutuhkan kerja sama antara semua elemen, termasuk media, masyarakat sipil, dan aparat keamanan. Dengan kolaborasi yang baik, setiap bentuk aspirasi dapat disalurkan secara damai, tertib, dan tetap dalam koridor hukum.
Melalui FGD ini, Polda Jambi berharap tercipta sinergi yang lebih solid antara media dan aparat kepolisian. Sinergi tersebut bukan hanya untuk mencegah potensi unjuk rasa anarkis, tetapi juga memperkuat kualitas demokrasi di Provinsi Jambi, sekaligus menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.