RS Mitra Bantah Tolak Pemulung Luka Bakar Gunakan BPJS dan KIS

JAMBI.PILARDAERAH.COM — Polemik adanya pasien luka bakar atas nama Nurbaiti (49) warga Guru Muchtar Jelutung, Kota Jambi yang viral ditolak berobat di rumah sakit karena menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan BPJS Kesehatan mulai terkuak.

Pihak Rumah Sakit Mitra Jambi membantah adanya informasi yang tidak berimbang tersebut.

“Pemberitaan yang muncul baru satu pihak, belum kedua belah pihak,” kata Direktur Rumah Sakit Mitra Jambi, dr Rachmad Yusuf saat ditemui media, Selasa (3/6/2025).

Menurutnya, saat pasien luka bakar datang ke rumah sakit, pihaknya sudah menanganinya dengan baik.

“Tanpa ditanya biaya, luka bakarnya ditangani dengan baik. Setelah itu, perawat melihat lutut pasien bengkak,” katanya

Selanjutnya oleh dokter IGD disarankan Rontgen, tapi pasien keberatan. “Pasien menolak untuk di Rontgen karena takut dioperasi,” tandas Rachmad.

Sementara pihak keluarga dari anak hingga menantunya yang berembuk tidak juga menemui kesepakatan.

Diakuinya, saat merawat pasien tersebut tidak ada kata tolak. “Tidak ada dari dokter, perawat omongan kata tolak tidak ada”.

Sebelumnya, KTP pasien setelah dicek ternyata BPJS kelas 3 aktif. “Tinggal nunggu ibunya, mau tindakan Rontgen dan rawat. Kita ingin mengetahui hasil Rontgennya seperti apa, apakah ada retak atau apa?” ujarnya.

“Kalau lukanya tidak banyak, di dagu 1 sampai 2 persen, di sikut di tangan 1 sampai 2 persen dan paha kirinya 1 sampai 2 persen. Tidak banyak luka bakarnya,” jelas Rachmad.

Cuma lutut pasien yang di kaki kiri bengkak sehingga disarankan dokter untuk di Rontgen.

“Tapi pasien menolak untuk di Rontgen dan mau pulang dengan alasan untuk diurut,” imbuhnya.

Saat pulang, tegasnya, pasien tidak diminta biaya sedikit pun oleh pihak rumah sakit.

“Seandainya pulang, minta dirawat. Silahkan akan kami rawat lagi. Tidak pernah kami satu kali pun menolak pasien BPJS,” pungkas Rachmad.

Sedangkan Nurbaiti saat ini masih dirawat di ruang perawatan bedah ruang isolasi Rumah Sakit Abdul Manap, Kota Jambi.

Dia menceritakan, selama dirawat lutut kaki yang bengkak agar diurut saja. “Saya takut. Bengkak ini karena jatuh saat panik rumahnya terbakar,” kata ibu yang berprofesi sebagai pemulung ini.

Kabid Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Abdul Manap, dr Fahru Rozi mengatakan bahwa kondisi pasien Nurbaiti yang saat ini dirawat dalam keadaan stabil dan normal.

“Kalau luka bakarnya itu, derajat satu, dua. Tidak membahayakan, tidak mengancam nyawa. Luka bakarnya sekitar 10 persen,” ucapnya.

Usai perawatan dan Rontgen lutut yang bengkak, katanya, ada yang retak. Jadi akan kita lakukan tindakan operasi. Tapi tergantung pasiennya setuju atau tidak,” tegasnya.

Komentar