Luar Biasa! Negara-negara ini Pernah Cetak Uang di Peruri 

JAMBI.PILARDAERAH.COM – Siapa sangka Perum Peruri (Percetakan Uang Republik Indonesia) yang berada di Karawang, Jawa Barat tidak hanya mencetak uang untuk kebutuhan dalam negeri, tapi juga pernah mencetak uang untuk negara-negara besar di dunia.

Ini diakui Kepala Departemen Kesiapan Cetak Perum Peruri, Muhsin Yurgen saat menerima kunjungan puluhan wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Ekonomi dan Bisnis (Forweb) Jambi yang difasilitasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Rabu (22/5/2024).

“Peruri juga pernah mencetak uang negara lain. Terakhir negara Peru, ada juga Argentina, Somalia, Nepal,” tuturnya.

Dia menceritakan, untuk mencetak uang negara lain bukanlah sembarangan karena harus memakai tender yang sudah ditentukan.

“Tendernya dimenangkan oleh Indonesia sehingga bisa dicetak Peruri,” ungkapnya.

Saat sudah selesai mencetak, pihaknya tidak diperbolehkan menyisakan selembar uang yang dicetak oleh negara tersebut.

“Semua uang kertas hingga plat cetaknya diambil semua negara tersebut. Guna keamanan negara,” tandas Muhsin.

Dia menambahkan, untuk mencetak uang kertas tidaklah mudah seperti yang dibayangkan. Mulai dari desain hingga menjadi uang yang siap diedarkan, membutuhkan waktu setidaknya 25 hari bahkan bisa lebih.

“Perum Peruri menjadi satu-satunya tempat percetakan uang terbesar di dunia yang berada di satu tempat. Untuk luasnya 202 hektar,” ucapnya.

Kalau negara lain, katanya, memang banyak punya tempat pencetakan uang, namun lokasinya tersebar dan tidak berada dalam satu titik yang sama.

Tidak hanya mencetak uang, Perum Peruri juga mencetak paspor, materai dan perangko, namun tetap diprioritaskan untuk mencetak uang Rupiah guna memenuhi permintaan kebutuhan uang dalam negeri.

“Kita bangga dengan produk Rupiah Indonesia, karena desain uang kita pada tahun 2022 merupakan desain terbaik di dunia, dinilai oleh organisasi internasional terkait dengan uang yang menilai uang Indonesia memiliki unsur budaya, pembaharuan, pembangunan menjadi simbol negara,” jelas Muhsin.

Komentar