JAMBI.PILARDAERAH.COM — Merujuk rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), secara bulanan Inflasi Provinsi Jambi pada Bulan Maret 2024 mengalami inflasi sebesar 0,54% (mtm). Secara tahunan Provinsi Jambi tercatat mengalami inflasi sebesar 3,84% (yoy).
Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,52% (mtm) dengan laju inflasi secara tahunan sebesar 3,05% (yoy). Berdasarkan komoditasnya, inflasi Maret 2024 disumbang oleh ikan serai, kentang, bawang merah, daging ayam ras dan bawang putih.
Peningkatan harga ikan serai diindikasi terjadi akibat faktor cuaca buruk di perairan laut Kuala Tungkal sehingga berpengaruh terhadap supply ke pasar Kota Jambi dan menyebabkan kenaikan harga. Di samping itu, permintaan dari masyarakat yang tinggi menjelang momen Ramadhan dan HKBN Idul Fitri 2024 turut mempengaruhi kenaikan harga. Lebih lanjut, peningkatan harga kentang didorong oleh berkurangnya pasokan komoditas sehubungan dengan kondisi cuaca hujan yang menyebabkan penurunan produksi di daerah pemasok (Kabupaten Kerinci).
Peningkatan harga daging ayam ras didorong oleh kenaikan harga jagung pipil sebagai bahan baku pakan utama ternak serta terdapat peningkatan harga komoditas daging ayam ras dari daerah pemasok (Sumatera Barat).
Peningkatan harga bawang putih didorong oleh tingginya permintaan masyarakat dan naiknya harga impor komoditas dari Tiongkok yang diindikasi mengalami pergeseran periode panen ke Bulan Mei-Juni. Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga beras, angkutan udara, tomat, wortel dan vitamin.
Penurunan harga beras dipengaruhi oleh penurunan harga gabah di petani seiring dengan mulai masuknya periode panen padi pada sejumlah daerah penghasil seperti Jawa Timur dan Jawa Barat. Rincian perkembangan inflasi di Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:
Kota Jambi
Bulanan: inflasi 0,28% (mtm)
Tahun Berjalan: inflasi 1,21% (ytd)
Tahunan: Inflasi 3,41% (yoy)
Beras menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar di Kota Jambi dengan andil 0,09%. Diikuti daging ayam ras (andil 0,05%), pempek (andil 0,04%), petai (andil 0,04%) dan bawang putih (andil 0,04%). Di sisi lain, inflasi lebih tinggi tertahan oleh penurunan cabai merah (andil -0,07) angkutan udara (andil -0,05%), vitamin (andil -0,02%), tomat (andil -0,02%), ikan lele (andil -0,01%).
Kabupaten Bungo:
Bulanan: inflasi 0,46% (mtm) Tahun Berjalan: inflasi 1,50% (ytd)
Tahunan: inflasi 3,38% (yoy)
Di Kabupaten Bungo, bawang merah merupakan komoditi penyumbang inflasi terbesar dengan andil sebesar 0,14%. Kemudian, diikuti oleh komoditas lain yaitu emas perhiasan (andil 0,11%), telur ayam ras (andil 0.07%), ayam hidup (andil 0,04%) dan daging ayam ras (andil 0,04%). Namun demikian inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan pada komoditas beras (andil -0,11%), jengkol (andil – 0,07%), wortel (andil -0,02%), petai (andil -0,02%) dan tempe (andil -0,02%).
Komentar